Tusuk Kalbu [Puisi]


Sebercak tali cinta mengayat mimpi
Menderai mengusung hangatnya mentari
Untaian gentar mengalir sunyi
Kau bertekuk seraya mengecup mimpi

Irama ecupan tujuh mata angin
Kelam kan seribu kalbu binari
Sekuat pinta di ujung tanduk
Merintih 'ku dosa merindu

'Tak usah mata di hentak bulan
Maukah selalu jiwa merana
Suci derai sunyi cinta membara
Dibawah angin ku ucap nada rindu

Semata 'ku pasang gulat kermai
Kau datang menanti di sisi belukar
Dalam semak hentakan nada jerit
Waktu jawab semua t'lah tiada

Rima mengunci pintu suci
Hangat menusuk kalbu jerurit
Selama entah ku tak tahu kapan akhirnya
Di dalam hati ku menusuk hangatnya kalbu

By: Ari Putra Nugraha (admin)
 

Sirna [Puisi]


Sergap langkah pijak hentakku
Selamanya 'tak silaukan hampa benakku
Rintauan simphony sepi
Terwujud dalam indahnya pertemanan

Berkita damai sunyi bernada
Engkau lautkan rongga senada
Sirnakan lontar indahnya nadanada
Kilat semau semua tanpa nada

Disini tegap kian menantang
Mengancam ibarat 'kan tumbang
Entah 'tau siapa kan menuang
Luaian benih suci tanpa kisah menghadang

Ruahkan melaut sunyi nan damai
Berkitab selama hati kan meniti
Semua langkah sejak ku matai
Sergap sunyi tantang sauti

Disisi gelap sirna meluap silam
Kiri tanpa hadang kanan hitam
Lama sudah kian malam
Tujuh kisah damai dalam sirnanya lautan malam

By: Ari Putra Nugraha (admin)
 

Harkat Perjuangan [Puisi]


Sebuah juang menderai di sisi belukar
Menapak seraya mengecup mawar
Lihat benak gentarkan suara dalam sinar
Dalam semua kisah setitik sinar

Kita tanya  apa mau kita
Jawabpun menercang dibatas waktu
Terberai luka dalam perjuangan abadi
Dalam bisikan ruang waktu

Berlutut diam menerpa kisah
Meniti kalbu depan luka
Riuh juangkan insani baik
Di setiap langkah tembak

Semua tirai hilang tanpa jejak
Rintang suci kepalan tangan kalbu
Hilangkan rintang musuh menerjang
Disetiap langkah deru debu

By: Ari Putra Nugraha (admin)
 

Risau [Puisi]


Sendu mencerca semau rindu
Berbujuk menja merana kilau
Benak tanam ribuan silau
Senandung taman indah kemilau

Dikau kelana rembulan ratu
Disana kau jawab apa maumu
Jantung tertanam terikat disisi waktu
Yang berduka rulai kulai keringat indahmu

Di semak malam kau merintih semau semu
Benak merintih semula mati kaku
Ucap rindu melawan rasa ragu
Ranting raga rongga jiwa mati 'kan tau

Terjejak seribu kisah galau
Meringkak sepi sang awan terpikau
Sepi senja ruang antar jiwaku
Yang mengemis pinta hadir darimu

By: Ari Putra Nugraha (admin)
 

Kekasih [Puisi]

Saat semua waktuku .
Ku ingin kau disini ..
Mengecup semua kasih sayang yang ada .
Rasa cinta yang kuberi .
Tiada satu rasa benci .
         Ku ukir rasa ini disetiap lubuk hatiku .
         Ku ingat semua riuh gentar kasih sayangmu .
         Ku nyanyikan irama dengan simphony yang indah .
         Ku satukan rasa ini di dalam sukmaku ..
Bahasa tubuhmu .
Kian menerpa ku .
Dalam setiap kalbu .
Ku igin bersamamu .
Dalam cinta kasih hanya kepadamu .
 

Kata Sayang [Puisi]


Semua berawal pada waktu
Yang 'tak terhingga sampai akhir hayat
Cinta yang 'ku beri
Bagai semua yang terbakar di atas api
           Kata sayang ku ucap beribu kali
           Hingga ku terdiam dalam binar bibirku
           Fikir 'ku tuk berpaling
           Tapi semuanya sia - sia
Mata ini kan melihat bahasa tubuhmu
Telinga ini 'kan mendengar apa yang ada darimu
Dan rasa cinta ini semua ku katakan dengan damai
Di atas indahnya selimut kebahagiaan

By: Ari Putra Nugraha (admin)
 

Biduk [Puisi]


Di sudut lautan .
Kian menusuk satu pandangan .
Yang membuatku 'tak terhindar darinya .
Ku seolah berhiasi beribu kata damai .
Saat biduk menerpa dalam sudut lautan .
            Beberapa biduk hiasi lautan nan indah .
            Memberi satu aroma di setiap pandangan .
            Semua 'tak terkecuali mata hitamku .
            Berstana dengan damai dalam semua pandangan
Di setiap ombak ku ingat akan satu hal
Yang membuatku riuh akan suasana .
Semua berawal pada waktunya .
Yang 'kan membuatku tertusuk pada mata indahku . :)

By: Ari Putra Nugraha
 

Terlantar [Puisi]

Hidupku nian terlantar
Diatas penderitaan yang kian besar
Bermekar kesunyian diatas pedihnya kertas yang terbakar
Seingat serindu sepedih ‘ku lewati dengan gentar

Siulkan nada jeritan hingga tenar
Rangsang ‘ku uluh dengan luka hingga berbikar
tatap langit dengan seribu mata liar
pinta semua ‘kan berakhir dengan benar

Selimut kematian menanti di sisi belukar
Tutup semua gerbangku dalam bulan luar
Berhias rima gemulai semua ‘kan merayu diatas senar
Sajak ‘ku ucap  bersama rima di sisi luar
Mengingat semua ini di atas tikar
Fikir semua ini dalam nalar

Disamping api ku berdiri tegak dengan benar
Meratapi kalbu diatas lontar
Dibawah langit ‘ku ratapi kesedihan dengan jiwa yang kasar
Diatas tanah ‘ku ucap beribu kata damai dengan bibir binar
Sehangat seindah hati yang terbakar

By: Ari Putra Nugraha (admin)
 

Meluka [Puisi]

Riuh pagi menerca alam
Insan bangun menderu sukma
Entah siapa ‘kan menderai letih ini
Bisikan kian mencerkam sukma

Derai air mata tetes mengusung kokohnya jiwa
Kuburku dalam bagai sirna kalbu
Rintih dalam sebercak mawar 'ku tertidur dalam genggam mentari
Nisanku hilang dari damai

Jejak langkah genggam seribu luka
Menerpa hangat api hatiku
'Ku bersujud mengemis pinta damai
Yang seakan sirna hilang hampa dari nyawa

Ku menapak selalu dalam desikan kalbu
Tanpa tau siapa hati ini
Berdiri tegap diatas lontaran api suci
Riuh selalu meluka rimbah sergap diri
Yang meniti setiap langkah hati ini tanpa menikam semua derai berai sakitku
Semua telah berakhir luka dalam hati
Yang ‘kan bersatu dalam semua lontar kisah hatiku


By: Ari Putra Nugraha (admin)