Riuh pagi menerca alam
Insan bangun menderu sukma
Entah siapa ‘kan menderai letih ini
Bisikan kian mencerkam sukma
Derai air mata tetes mengusung kokohnya jiwa
Kuburku dalam bagai sirna kalbu
Rintih dalam sebercak mawar 'ku tertidur dalam genggam mentari
Nisanku hilang dari damai
Jejak langkah genggam seribu luka
Menerpa hangat api hatiku
'Ku bersujud mengemis pinta damai
Yang seakan sirna hilang hampa dari nyawa
Ku menapak selalu dalam desikan kalbu
Tanpa tau siapa hati ini
Berdiri tegap diatas lontaran api suci
Riuh selalu meluka rimbah sergap diri
Yang meniti setiap langkah hati ini tanpa menikam semua derai berai sakitku
Semua telah berakhir luka dalam hati
Yang ‘kan bersatu dalam semua lontar kisah hatiku
Insan bangun menderu sukma
Entah siapa ‘kan menderai letih ini
Bisikan kian mencerkam sukma
Derai air mata tetes mengusung kokohnya jiwa
Kuburku dalam bagai sirna kalbu
Rintih dalam sebercak mawar 'ku tertidur dalam genggam mentari
Nisanku hilang dari damai
Jejak langkah genggam seribu luka
Menerpa hangat api hatiku
'Ku bersujud mengemis pinta damai
Yang seakan sirna hilang hampa dari nyawa
Ku menapak selalu dalam desikan kalbu
Tanpa tau siapa hati ini
Berdiri tegap diatas lontaran api suci
Riuh selalu meluka rimbah sergap diri
Yang meniti setiap langkah hati ini tanpa menikam semua derai berai sakitku
Semua telah berakhir luka dalam hati
Yang ‘kan bersatu dalam semua lontar kisah hatiku
By: Ari Putra Nugraha (admin)
0 komentar:
Posting Komentar